Pada abstraksi
tingkat atas, sistem komputer terdiri atas empat komponen. Keempat
komponen itu bekerjasama saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
sistem komputer, yaitu komputasi. Keempat komponen sistem komputer
adalah:
- 1. pemroses
- 2. memori utama
- 3. perangkat masukan/keluaran
- 4. interkoneksi antar komponen
Pemroses
Pemroses berfungsi mengendalikan operasi komputer dan melakukan fungsi pemrosesan data. Pemroses terdiri dari :
- · bagian ALU (Aritmetic logic unit) untuk komputasi
- · bagian CU (Control unit) untuk pengendalian
- · register-register
Etika dalam
berkomunikasi
Banyak orang
beranggapan bahwa dalam sebuah pembicaraan, kita harus menggunakan etika untuk
menghargai dan menghormati lawan bicara. Ada sebuah teori yang mendefinisikan
etika sebagai, “sebuah cabang ilmu filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma, moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya”. Dalam teori ini,
etika memiliki 3 tujuan, yaitu:
- Membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggung jawabkan.
- Membantu manusia mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam hidup ini.
- Tujuan akhir untuk menciptakan kebahagiaan.
Dalam
berkomunikasi ada etika seperti dalam bahasa inggris, yaitu 5W+1H
1.
Who (siapa)
Mengetahui
siapa yang diajak bicara, seperti pandangan mata agar kita menghargai lawan
bicara.
2.
What (apa)
Lawan
bicara harus tau apa yang sedang dibicarakan, karena jika tidak mengetahui apa
yang dibicarakan pasti membuat kita merasa jengkel.
3.
Where (dimana)
Berkomunikasi
harus tau tempat, jika saja berbicara pendapat tentang sesuatu yang tidak
disukai, maka bisa saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat
kita.
4.
When (kapan)
Tidak
mudah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi. Misalnya
bertamu ke tempat orang yang penting, tidak mungkin kan saat shubuh
berkumandang??
5.
Why (mengapa)
Pertanyaan
ini agar fokus dengan tujuan pembicaraan.
6.
How (bagaimana)
Cara
kita berkomunikasi dengan penyampaian yang jelas. Jika kita salah penyampaian,
jadi salah juga kita dalam beretika komunikasi.
Etika
Komunikasi Persuasif
Etika komunikasi persuasif adalah seperangkat aturan-aturan dalam
mempraktekkan komunikasi persuasif agar tidak menjadi propaganda.
Larangan Dalam
Komunikasi Persuasif
Dalam
prakteknya, saat komunikasi persuasif dilakukan maka komunikator tidak
diperkenankan untuk:
- Menggunakan data palsu, data yang sengaja dirancang untuk menonjolkan kesan tertentu, data yang dengan sengaja diejawantahkan secara salah, dibelokkan, atau bukti yang benar tapi tidak ada hubungannya untuk mendukung suatu pernyataan atau mengesahkan sesuatu.
- Tidak diperkenankan secara sengaja menggunakan alasan yang meragukan atau tidak masuk diakal (tidak logis).
- Tidak diperkenankan menyatakan diri sebagai ahli pada subyek tertentu, padahal bukan ahlinya. Tidak diperkenankan juga mengaku telah diberi informasi oleh ahlinya padahal tidak.
- Tidak diperkenankan untuk mengajukan hal-hal yang tidak berkaitan untuk mengalihkan perhatian dari isyu yang sedang menjadi perhatian. Di antara hal-hal yang paling sering digunakan untuk mengalihkan perhatian adalah perilaku sengaja menyerang karakter individu yang menjadi lawannya, pembelaan dengan menggunakan kebencian dan (bigotry) sebagai alasan. (Innuendo), penggunaan istilah "Tuhan" atau "setan" yang dapat menyebabkan/ mengundang keadaan tegang namun tidak mencerminkan reaksi positif atau negatif yang sebenarnya.
- Tidak diperkenankan untuk meminta kepada target sasaran (pembaca/ pemirsa) untuk mengaitkan ide atau proposal yang diajukan dengan nilai-nilai yang emosional, motif-motif tertentu, atau tujuan-tujuan yang sebenarnya tidak ada kaitannya.
0 komentar
Posting Komentar